Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Fokus pengkajian pada anak 2 – 3 tahun yang mengalami
gangguan bicara :
a. Data Subyektif :
a)
Pada
anak yang mengalami gangguan bahasa :
·
Umur
berapa anak saudara mulai mengucapkan satu kata ?
·
Umur
berapa anak saudara mulai bisa menggunakan kata dalam suatu kalimat ?
·
Apakah
anak anda mengalami kesulitan dalam mempelajari kata baru ?
·
Apakah
anak anda sering menghilangkan kata-kata dalam kalimat yang diucapkan dalam
kalimat yang diucapkan ?
·
Siapa
yang mengasuh di rumah ?
·
Bahasa
apa yang digunakan bila berkomunikasi di rumah ?
·
Apakah
pernah diajak mengucapkan kata-kata.
·
Apakah
anak anda mengalami kesulitan dalam menyusun kata-kata ?
b)
Pada
anak yang mengalami gangguan bicara :
·
Apakah
anak anda sering gugup dalam mengulang suatu kata ?
·
Apakah
anak anda sering merasa cemas atau bingung jika ingin mengungkapkan suatu ide ?
·
Apakah
anda pernah perhatikan anak anda memejamkan mata, menggoyangkan kepala, atau
mengulang suatu frase jika diberikan kata-kata baru yang sulit diucapkan ?
·
Apa
yang anda lakukan jika hal di atas ditemukan ?
·
Apakah
anak anda pernah/sering menghilangkan bunyi dari suatu kata ?
·
Apakah
anak anda sering menggunakan kata-kata yang salah tetapi mempunyai bunyi yang
hampir sama dngan suatu kata ?
·
Apakah
anda kesulitan dalam mengerti kata-kata anak anda ?
·
Apakah
orang lain merasa kesulitan dalam mengerti kata-kata anak anda ?
·
Perhatikan
riwayat penyakit yang berhubungan dengan gangguan fungsi SSP seperti infeksi
antenatal (Rubbela syndrome), perinatal (trauma persalinan), post natal
(infeksi otak, trauma kepala, tumor intra kranial, konduksi elektrik otak).
b. Data Obyektif :
·
Kemampuan
menggunakan kata-kata.
·
Masalah
khusus dalam berbahasa seperti (menirukan, gagap, hambatan bahasa, malas
bicara).
·
Kemampuan
dalam mengaplikasikan bahasa.
·
Umur
anak
·
Kemampuan
membuat kalimat.
·
Kemampuan
mempertahankan kontak mata.
·
Kehilangan
pendengaran (Kerusakan indra pendengaran).
·
Gangguan
bentuk dan fungsi artikulasi.
·
Gangguan
fungsi neurologis.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang muncul pada anak yang mengalami
gangguan bicara meliputi :
a. Gangguan komunikasi verbal berhubungan
dengan kurangnya stimulasi bahasa.
b. Gangguan komunikasi berhubungan
dengan kerusakan fungsi alat-alat artikulasi.
c. Gangguan komunikasi verbal
berhubungan dengan gangguan pendengaran.
d. Gangguan komunikasi berhubungan
dengan hambatan bahasa.
e. Kecemasan orang tua berhubungan
dengan ketidakmampuan anak berkomunikasi.
f. Gangguan komunikasi berhubungan
dengan kecemasan.
g. Gangguan komunikasi berhubungan
dengan kurangnya kemampuan memori dan kerusakan sistem saraf pusat.
C. Rencana Intervensi Keperawatan
Diagnose Keperawatan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Gangguan
komunikasi verbal berhubungan dengan kurangnya stimulasi bahasa
|
·
Lakukan
latihan komunikasi dengan memperhatikan perkembangan mental anak.
·
Lakukan
komunikasi secara komprehensif baik verbal maupun non verbal.
·
Berbicara
sambil bermain dengan alat untuk mempercepat persepsi anak tentang suatu hal.
·
Berikan
lebih banyak kata meskipun anak belum mampu mengucapkan dengan benar.
·
Lakukan
sekrening lanjutan dengan mengggunakan Denver Speech Test.
|
·
Latihan
bicara yang sesuai dengan perkembangan anak akan menghindari ekploatasi yang
berakibat penekanan fungsi mental anak.
·
Komunikasi
yang komprehensif akan memperbanyak jumlah stimulasi yang diterima anak
sehingga akan memperkuat memori anak terhadap suatu kata.
·
Bermain
akan menigkatkan daya tarik anak sehingga frekwensi dan durasi latihan bisa
lebih lama.
·
Anak
lebih suka mendengarkan kata-akat dari pada mengucapkan karena biasanya
kesulitan dalam mengucapkan.
·
Untuk
mengetahui jenis dan beratnya gangguan serta keterlambatan dalam
berbicara pada anak.
|
Gangguan
komunikasi berhubungan dengan kerusakan fungsi alat-alat artikulasi
|
·
Stimulasi
bahasa dan latihn bicara tetap dilakukan sesuai dengan perkembangan mentak anak.
·
Kolaborasi:
dengan ahli bedah untuk perbaikan alat-alat artikulasi.
|
·
Untuk
mengindari keter-lambatan perkembangan mental, bahasa maupun
bicara ketika alat artikulasi sudah bisa diperbaiki.
·
Perbaikan
alat-alat artikulasi hanya bisa dilakukan secara optimal dengan pembedahan.
|
Gangguan
komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan pendengaran
|
·
Lakukan
latihan komunikasi, dan stimulasi dini dengan benda-benda atau dengan
menggunakan bahasa isyarat serta biasakan anak melihat artikulasi orang
tua dalam berbicara.
·
Perhatikan
kebersihan telinga anak
·
Kolaborasi
dengan rehabilitasi untuk penggunaan alat bantu dengar
|
·
Agar
stimulasi tetap diterima anak sesuai dengan perlembangan mental anak yang
didasarkan atas kemampuan penerimaan anak terhadap informasi yang diberikan
·
Ganguan
pendengaran sering disebabkan oleh adanya hambatan pendengaran akibat adanya
kotoran ditelinga.
·
Alat
bantu dengar diharapkan mampu mengatasi hambatan pendengaran pada telinga
anak.
|
Gangguan
komunikasi berhubungan dengan hambatan bahasa
|
·
Gunakan
bahasa yang sederhana dan umum digunakan dalam komunikasi sehar-hari.
·
Gunakan
verifikasi bahasa sesuai dengan tingkat kematangan dan pengetahuan anak.
|
·
Untuk
memudahkan pemahaman menghindari stress dan kebingungan anak yang
akibat bahasa yang berubah-ubah.
·
Difersifikasi
bahasa dapat diberikan jika kemampuan mental anak sudah matang seperti
setelah umur 9 tahun, karena perkembangan selsel otak anak sudah mulai
maksimal.
|
Kecemasan
orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan anak berbicara
|
·
Gali
kebiasaan komunikasi dan stimulasi orang tua terhadap anak.
·
Berikan
penjelasan tentang kondisi anaknya secara jelas, serta kemungkinan penanganan
lanjutan, prognose serta lamanya tindakan atau pengobatan.
|
·
Untuk
dapat menggali efektivitas dan kemampuan serta usaha yang telah dilakukan
oleh orang tua, untuk mengindari overlaping tindakan yang berakibat
orang tua menjadi bosan.
·
Pengikutsertaan
keluarga terhadap perawatan anak secara langsung akan mampu mengurangi
tingat kecemasan orang tua terhadap keadaan anaknya.
|
Gangguan
komunikasi berhubungan dengan kecemasan
|
·
Hindari
bicara pada saat kondisi bising.
·
Lakukan
komunikasi dengan posisi lawan bicara setinggi badan anak.
·
Lakukan
latihan bicara sambil bermain dengan mainan kesukaan anak.
|
·
Komunikasi
tidak efektif sehingga anak menjadi irritable.
·
Untuk
meningkatkan pandangan mata dan efektivitas komunikasi sehingga anak merasa
lebih nyaman.
·
Agar
anak lebih tertarik dan tidak lekas bosan.
|
Gangguan
komunikasi berhubungan dengan kurangnya kemampuan memori dan kerusakan sistem
saraf pusat.
|
·
Lakukan
observasi pemeriksaan fisik neurologi secara mendetail
·
Kolaborasi
pemeriksaan EEG
|
·
Untuk
mengetahui kemungkinan posisi kelainan dalam otak.
·
Untuk
mengetahui kemungkinan kelainan pada SSP anak.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar