Sabtu, 12 Mei 2018

Askep Bisu, Askep Gangguan Bicara, Askep Tunawicara


Asuhan Keperawatan
A.    Pengkajian
Fokus pengkajian pada anak 2 – 3 tahun yang mengalami gangguan bicara :
a.      Data Subyektif :
a)      Pada anak yang mengalami gangguan bahasa :
·         Umur berapa anak saudara mulai mengucapkan satu kata ?
·         Umur berapa anak saudara mulai bisa menggunakan kata dalam suatu kalimat ?
·         Apakah anak anda mengalami kesulitan dalam mempelajari kata baru ?
·         Apakah anak anda sering menghilangkan kata-kata dalam kalimat yang diucapkan dalam kalimat yang diucapkan ?
·         Siapa yang mengasuh di rumah ?
·         Bahasa apa yang digunakan bila berkomunikasi di rumah ?
·         Apakah pernah diajak mengucapkan kata-kata.
·         Apakah anak anda mengalami kesulitan dalam menyusun kata-kata ?
b)      Pada anak yang mengalami gangguan bicara :
·         Apakah anak anda sering gugup dalam mengulang suatu kata ?
·         Apakah anak anda sering merasa cemas atau bingung jika ingin mengungkapkan suatu ide ?
·         Apakah anda pernah perhatikan anak anda memejamkan mata, menggoyangkan kepala, atau mengulang suatu frase jika diberikan kata-kata baru yang sulit diucapkan ?
·         Apa yang anda lakukan jika hal di atas ditemukan ?
·         Apakah anak anda pernah/sering menghilangkan bunyi dari suatu kata ?
·         Apakah anak anda sering menggunakan kata-kata yang salah tetapi mempunyai bunyi yang hampir sama dngan suatu kata ?
·         Apakah anda kesulitan dalam mengerti kata-kata anak anda ?
·         Apakah orang lain merasa kesulitan dalam mengerti kata-kata anak anda ?
·         Perhatikan riwayat penyakit yang berhubungan dengan gangguan fungsi SSP seperti infeksi antenatal (Rubbela syndrome), perinatal (trauma persalinan), post natal (infeksi otak, trauma kepala, tumor intra kranial, konduksi elektrik otak).

b.      Data Obyektif :
·         Kemampuan menggunakan kata-kata.
·         Masalah khusus dalam berbahasa seperti (menirukan, gagap, hambatan bahasa, malas bicara).
·         Kemampuan dalam mengaplikasikan bahasa.
·         Umur anak
·         Kemampuan membuat kalimat.
·         Kemampuan mempertahankan kontak mata.
·         Kehilangan pendengaran (Kerusakan indra pendengaran).
·         Gangguan bentuk dan fungsi artikulasi.
·         Gangguan fungsi neurologis.

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang muncul pada anak yang mengalami gangguan bicara meliputi :
a.       Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kurangnya stimulasi bahasa.
b.      Gangguan komunikasi berhubungan dengan kerusakan fungsi alat-alat artikulasi.
c.       Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan pendengaran.
d.      Gangguan komunikasi berhubungan dengan hambatan bahasa.
e.       Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan anak berkomunikasi.
f.       Gangguan komunikasi berhubungan dengan kecemasan.
g.      Gangguan komunikasi berhubungan dengan kurangnya kemampuan memori dan kerusakan sistem saraf pusat.








C.    Rencana Intervensi Keperawatan

Diagnose Keperawatan
Intervensi
Rasional
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kurangnya stimulasi bahasa
·         Lakukan latihan komunikasi dengan  memperhatikan perkembangan mental anak.
·         Lakukan komunikasi secara komprehensif baik verbal maupun non verbal.
·         Berbicara sambil bermain dengan alat untuk mempercepat persepsi anak tentang suatu hal.
·         Berikan lebih banyak kata meskipun anak belum mampu mengucapkan dengan benar.
·         Lakukan sekrening lanjutan dengan mengggunakan Denver Speech Test.
·         Latihan bicara yang sesuai dengan perkembangan anak akan menghindari ekploatasi yang berakibat penekanan fungsi mental anak.
·         Komunikasi yang komprehensif akan memperbanyak jumlah stimulasi yang diterima anak sehingga akan memperkuat memori anak terhadap suatu kata.
·         Bermain akan menigkatkan daya tarik anak sehingga frekwensi dan durasi latihan bisa lebih lama.
·         Anak lebih suka mendengarkan kata-akat dari pada mengucapkan karena biasanya kesulitan dalam mengucapkan.
·         Untuk mengetahui jenis dan beratnya gangguan serta keterlambatan  dalam berbicara pada anak.
Gangguan komunikasi berhubungan dengan kerusakan fungsi alat-alat artikulasi
·         Stimulasi bahasa dan latihn bicara tetap dilakukan sesuai dengan perkembangan mentak anak.
·         Kolaborasi: dengan ahli bedah untuk perbaikan alat-alat artikulasi.
·         Untuk mengindari  keter-lambatan perkembangan mental, bahasa maupun bicara  ketika alat artikulasi sudah bisa  diperbaiki.
·         Perbaikan alat-alat artikulasi hanya bisa dilakukan secara optimal dengan pembedahan.
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan pendengaran
·         Lakukan latihan komunikasi, dan stimulasi dini dengan benda-benda atau dengan menggunakan bahasa isyarat serta biasakan anak melihat artikulasi  orang tua dalam berbicara.
·         Perhatikan kebersihan telinga anak
·         Kolaborasi  dengan rehabilitasi untuk penggunaan alat bantu dengar
·         Agar stimulasi tetap diterima anak sesuai dengan perlembangan mental anak yang didasarkan atas kemampuan penerimaan anak terhadap informasi yang diberikan
·         Ganguan pendengaran sering disebabkan oleh adanya hambatan pendengaran akibat adanya kotoran ditelinga.
·         Alat bantu dengar diharapkan mampu mengatasi hambatan pendengaran pada telinga anak.
Gangguan komunikasi berhubungan dengan hambatan bahasa
·         Gunakan bahasa yang sederhana dan umum digunakan dalam komunikasi sehar-hari.
·         Gunakan verifikasi bahasa sesuai dengan tingkat kematangan dan pengetahuan anak.
·         Untuk memudahkan pemahaman  menghindari stress dan kebingungan anak yang akibat bahasa yang berubah-ubah.
·         Difersifikasi bahasa dapat diberikan jika kemampuan mental anak sudah matang seperti setelah  umur 9 tahun, karena perkembangan selsel otak anak sudah mulai maksimal.
Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan anak berbicara
·         Gali kebiasaan komunikasi dan stimulasi orang tua terhadap anak.
·         Berikan penjelasan tentang kondisi anaknya secara jelas, serta kemungkinan penanganan lanjutan, prognose serta lamanya tindakan atau pengobatan.
·         Untuk dapat menggali efektivitas dan kemampuan serta usaha yang telah dilakukan oleh orang tua,  untuk mengindari overlaping tindakan yang berakibat orang tua menjadi bosan.
·         Pengikutsertaan keluarga terhadap perawatan anak secara langsung  akan mampu mengurangi tingat kecemasan orang tua terhadap keadaan anaknya.
Gangguan komunikasi berhubungan dengan kecemasan
·         Hindari bicara pada saat kondisi bising.
·         Lakukan komunikasi dengan posisi lawan bicara setinggi  badan anak.
·         Lakukan latihan bicara sambil bermain dengan mainan kesukaan anak.
·         Komunikasi tidak efektif sehingga anak menjadi irritable.
·         Untuk meningkatkan pandangan mata dan efektivitas komunikasi sehingga anak merasa lebih nyaman.
·         Agar anak lebih tertarik dan tidak lekas bosan.
Gangguan komunikasi berhubungan dengan kurangnya kemampuan memori dan kerusakan sistem saraf pusat.
·         Lakukan observasi pemeriksaan fisik neurologi secara mendetail
·         Kolaborasi pemeriksaan EEG
·         Untuk mengetahui kemungkinan posisi kelainan dalam otak.
·         Untuk mengetahui kemungkinan kelainan pada SSP anak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ko Sa Pu Bahagia Lirik - Gleen Sebastian ft. Awind ft. Vavaveez

Lirik - Glen n Se bast ian ft. A wind ft. Va vaveez Ko Sa Pu Bah agia Bersama ko sa rasa bahagia Bersama tong ucap janji seti...