Tugas Individu
Makalah Mikrobiologi
“Flora Normal Pada Tubuh Manusia”
Nama : Amsal Koreri Mirino
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………... ii
BAB 1
PENDAHULUAN……………………………………………………………….. 1
A.
Latar
Belakang……………………………………………………………………. 1
B.
Rumusan
Masalah…………………………………………………………………. 1
C.
Tujuan…………………………………………………………………………….. 1
BAB 2 TINJAUN TEORI ………………………………………………………………… 2-10
A.
Pengertian Flora
Normal…………….……………………………………………... 2
B. Alasan Pentingnya Flora Normal………………………………………………….. 3
C. Asal
Mula Flora Normal Pada Tubuh Manusia…………………………………… 3
D. Penyebaran
Flora Normal Pada Tubuh Manusia………………………..………… 3-9
E. Faktor
Yang Mempengaruhi Flora Normal Pada Tubuh Manusia………………… 10
F. Dampak
Flora Normal Pada Tubuh Manusia……………………………………... 10
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………….. 11
A.
Kesimpulan……………..……………………………………………….……….. 11
B.
Saran……………………………………………………………………………… 11
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Mikroorganisme
adalah organisme hidup yang berukuran mikroskopis (sangat kecil) sehingga tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan di semua
tempat yang memungkinkan terjadinya kehidupan, di segala lingkungan hidup
manusia. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara)
serta makanan. Dan karena beberapa hal tersebut mikroorganisme dapat masuk
secara alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau
hanya bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan
inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit. Tubuh
manusia, ditemukan sekitar 1014 bakteri. Populasi bakteri merupakan flora
mikroba normal. Flora mikroba normal adalah relatif stabil, dengan genera
khusus mengisi berbagai daerah tubuh selama periode tertentu dalam kehidupan
individu. Flora normal dapat ditemukan di banyak situs dari tubuh manusia
termasuk kulit, saluran pernafasan, saluran kemih, dan saluran pencernaan. Di
sisi lain, area tubuh seperti otak, sistem peredaran darah dan paru-paru
dimaksudkan untuk tetap steril. Untuk itu lah makalah ini disusun guna membahas
mikroorganisme alami penghuni tubuh manusia, sehingga kita dapat mengetahui
hubungan antara manusia dan flora normal tubuh manusia.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
itu flora normal tubuh manusia?
2. Alasan
pentingnya mengetahui flora normal tubuh manusia?
3. Asal
mula flora normal tubuh manusia?
4. Penyebaran
flora normal pada tubuh manusia?
5. Faktor Yang Mempengaruhi Flora Normal Pada manusia?
6. Dampak
Flora Normal Pada Tubuh Manusia?
C.
TUJUAN
Tujuan
dari makalah ini adalah setelah membaca makalah ini maka seorang Pembaca akan
memahami tentang Flora Normal yang terdapat di dalam tubuh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Flora Normal
Flora
Normal (mikrobiota) adalah kumpulan mikroorganisme yang umum ditemukan secara alamiah
pada orang sehat dan hidup rukun
berdampingan dalam hubungan yang seimbang dengan inangnya. Mikroba tidak hanya
terdapat dalam lingkungan saja, tetapi juga di dalam tubuh manusia dan umumnya
tidak merugikan, mikroba inilah yang disebut flora normal. Flora normal tubuh
manusia berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2
jenis, yaitu :
1.
Mikroorganisme
Tetap/Normal (Resident Flora/Indigenous)
Mikroorganisme
jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia
tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun
jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora normal/tetap
yang terdapat pada tubuh merupakan organisme komensal. Flora normal yang
lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan makanan dari
sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin
atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat
lebih bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya. Contohnya : Streptococcus
viridans, S. faecalis, Pityrosporum ovale, Candida albicans.
2.
Mikroorganisme
Sementara (Transient Flora)
Mikroorganisme
nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput
lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan
mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh
pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora
sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap
berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan
penyakit.
B.
Alasan
Pentingnya Flora Normal
1. Membantu
menduga macam infeksi yang mungkin timbul setelah terjadinya kerusakan jaringan
pada tubuh manusia.
2. Memberikan
petunjuk mengenai kemungkinan sumber dan pentingnya mikroorganisme yang
teramati pada beberapa infeksi klinis.
C.
Asal
Mula Flora Normal Pada Tubuh Manusia
Pada
keadaan alamiah, janin manusia mula-mula memperoleh mikroorganisme ketika lewat
sepanjang saluran lahir. Jasad-jasad renik itu diperolehnya melalui kontak
permukaan, penelanan atau penghisapan. Mikroba-mikroba ini segera disertai oleh
mikroba-mikroba lain dari banyak sumber yang langsung berada di sekeliling bayi
yang baru lahir tersebut. Mikroorganisme yang menemukan lingkungan yang sesuai,
pada permukaan luar atau dalam tubuh, dengan cepat berbiak dan menetap. Jadi di
dalam waktu beberapa jam setelah lahir, bayi memperoleh flora mikroba yang akan
menjadi mikrobiota yang asli. Setiap bagian tubuh manusia, dengan kondisi
lingkungan yang khusus, dihuni berbagai macam mikroorganisme tertentu. Sebagai
contoh, di rongga mulut berkembang populasi mikroba alamiah yang berbeda dengan
yang ada di usus. Dalam waktu singkat, bergantung kepada faktor-faktor seperti
berapa seringnya dibersihkan, nutrisinya, penerapan prinsip-prinsip kesehatan,
serta kondisi hidup, maka anak tersebut akan mempunyai mikrobiota normal yang
macamnya sama seperti yang ada pada orang dewasa.
D.
Penyebaran
Flora Normal Pada Tubuh Manusia
Flora
normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak langsung
dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital,
mata, dan telinga. Organ-organ dan jaringan biasanya steril. Berikut adalah
bagian-bagian tubuh manusia yang biasanya ditemukan flora normal:
a.
Mata
(Konjungtiva) dan Telinga
Mikroorganisme
konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium xerosis), S. epidermidis dan streptokukus non
hemolitik. Neiseria dan basil gram negatif yang menyerupai spesies Haemophilus
(Moraxella) seringkali juga ada. Flora konjungtiva dalam keadaan normal
dikendalikan oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim. Flora liang telinga
luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat dijumpai Streptococcus
pneumonia, batang gram negatif termasuk Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
aureus dan kadang-kadang Mycobacteria saprofit. Telinga bagian tengah dan dalam
biasanya steril.
b.
Hidung
dan Nasofaring (Nasopharynx)
Flora
utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus (S. epidermidis, S.
aureus) dan streptokokus. Didalam hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai
bakteri Branhamella catarrhalis (suatu kokus gram negatif) dan Haemophilus
influenzae (suatu batang gram negatif).
Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat
menyebabkan over growth: bakteria negatif Gram seperti Escherichia coli,
Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur.
c.
Mulut
Mikrobiota
mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak bergantung pada kesehatan
pribadi masing-masing individu.
Diperolehnya mikrobiota mulut. Pada waktu lahir, rongga mulut pada
hakikatnya merupakan suatu inkubator yang steril, hangat, dan lembap yang
mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam amino,
protein, lipid, karbohidrat, dan senyawa-senyawa anorganik. Jadi, air liur
merupakan medium yang kaya serta kompleks yang dapat dipergunakan sebagai
sumber nutrien bagi mikrobe pada berbagai situs di dalam mulut. Beberapa jam
sesudah lahir, terdapat peningkatan jumlah mikroorganisme sedemikian sehingga
di dalam waktu beberapa hari spesies bakteri yang khas bagi rongga mulut
menjadi mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong ke dalam genus Streptococcus,
Neisseria, Veillonella, Actinomyces, dan Lactobacillus. Spesies satu-satunya yang selalu diperoleh
dari rongga mulut, bahkan sedini hari kedua setelah air, ialah Streptococcus
salivarius. Bakteri ini mempunyai
afinitas terhadap jaringan epithelial dan karena itu terdapat dalam jumlah
besar pada permukaan lidah. Sampai munculnya gigi, kebanyakan mikroorganisme di
dalam mulut adalah aerob atau anaerob fakultatif. Ketika gigi pertama muncul,
anaerob obligat seperti Bacteroides dan bakteri fusiform (Fusiobacterium sp.),
menjadi lebih jelas karena jaringan di sekitar gigi menyediakan lingkungan
anaerobik. Gigi itu sendiri merupakan tempat bagi menempelnya mikrobe. Ada dua
spesies bakteri yang dijumpai berasosiasi dengan permukaan gigi: Streptococcus
sanguis dan S. mutans.
d.
Orofaring
(Oropharinx)
Orofaring
(bagian belakang mulut) juga dihuni sejumlah besar bakteri Staphylococcus
aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid. Tetapi kelompok bakteri
terpenting yang merupakan penghuni asli orofaring ialah streptokokus
α-hemolitik, yang juga dinamakan Streptokokus viridans. Biakan yang ditumbuhkan
dari orofaring juga akan memperlihatkan adanya Branchamella catarrhalis,
spesies Haemophilus, serta gular-galur pneumokokus avirulen (Streptococcus pneumonia).
e.
Kulit
Kulit
secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari benda-benda,
tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena kulit tidak sesuai
untuk pertumbuhannya. Kulit manusia terlihat lebih mudah pecah atau rusak bila
dibandingkan dengan kulit hewan. Namun kulit manusia memiliki sifat sebagai
pertahanan (barier) yang sangat efektif terhadap infeksi. Kulit bersifat
sedikit asam dengan pH 5 % dan memiliki temperatur kurang dari 37°C.
Lubang-lubang alami yang terdapat di kulit, seperti pori-pori, folikel rambut,
atau kelenjar keringat memberikan suatu lingkungan yang mendukung pertumbuhan
bakteri. Namun lubang-lubang tersebut secara alami dilindungi oleh lisozim
(enzim yang dapat merusak peptidoglikan bakteri yang merupakan unsur utama
pembentuk dinding sel bakteri gram positif) dan lipida toksik. Pelindung lain
terhadap kolonialisasi kulit oleh bakteri patogen adalah mikroflora normal
kulit. Mikroflora tersebut merupakan suatu kumpulan dari bakteri nonpatogen
yang normal berkolonisasi pada setiap area kulit yang mampu mendukung
pertumbuhan bakteri. Bakteri patogen yang akan menginfeksi kulit harus mampu
bersaing dengan mikroflora normal yang ada untuk mendapatkan tempat kolonisasi
serta nutrien untuk tumbuh dan berkembang. Mikroflora normal kulit terutama
terdiri dari bakteri gram positif. Tetapi bakteri gram negatif seperti
Escherichia coli yang habitatnya ada di dalam usus manusia, juga bisa terdapat
pada kulit manusia karena adanya kontaminasi kotoran manusia. Walaupun ada pertahanan
tersebut di atas, beberapa bakteri patogen dapat berkolonisasi sementara pada
kulit dan dapat mengambil manfaat dari luka yang ada pada permukaan kulit untuk
memperoleh jalan masuk ke jaringan yang ada di bawah kulit. Di bawah kulit,
mereka akan menghadapi sejumlah sel yang telah terspesifikasi yang disebut
dengan skin-associated lymphoid tissue (SALT). Fungsi SALT adalah mencegah
bakteri patogen tidak sampai ke area yang lebih jauh di bawah kulit dan
mencegah mereka tidak sampai ke aliran darah. Komponen SALT yang lain adalah
keratinosit yang banyak terdapat pada lapisan epidemis dan bertanggung jawab
untuk memelihara lingkungan mikrokulit yang bersifat asam. Keratinosit
memproduksi sitokin dan juga mampu untuk ingesti dan membunuh bakteri. Kebanyakan
bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-akan bersisik (lapisan luar
epidermis), membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati. Kebanyakan bakteri
ini adalah spesies Staphylococcus (kebanyakan S. epidermidis dan S. aureus) dan
sianobakteri aerobik, atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak dijumpai
bakteri-bakteri anaerobik lipofilik, seperti Propionibacterium acnes, penyebab
jerawat. Staphylococcus epidermidis yang bersifat nonpatogen pada kulit namun
dapat menimbulkan penyakit saat mencapai tempat-tempat tertentu seperti katup
jantung buatan dan sendi prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering
ditemui pada kulit dibandingkan dengan kerabatnya yang bersifat patogen yaitu
Staphylococcus aureus.
f.
Perut
Isi
perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam hidroklorat di dalam
sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi
segera menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung dan pH zat alir
perut pun menurun.
g.
Usus
Kecil
Usus
kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung beberapa bakteri. Di
antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif. Di dalam
jejunum atau usus halus kosong (bagian kedua usus kecil, di antara usus dua belas jari dan ileum atau usus halus
gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies enterokokus, laktobasilus, dan
difteroid. Khamir Candida albicans dapat juga dijumpai pada bagian usus kecil
ini. Pada bagian usus kecil yang jauh (ileum), mikrobiota mulai menyerupai yang
dijumpai pada usus besar. Bakteri anaerobik dan enterobakteri mulai nampak
dalam jumlah besar.
h.
Usus
Besar
Di
dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikrobe yang
terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam spesimen
tinja adalah kurang lebih 1012 organisme per gram. Basilus gram negatif
anaerobik yang ada meliputi spesies Bacteroides (B. fragilis, B.
melaninogenicus, B. oralis) dan Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili
oleh spesies-spesies Clostridium (termasuk Cl. Perfringens yang mempunyai
kaitan dengan kelemayuh, suatu infeksi jaringan disertai gelembung gas dan
keluar nanah) serta spesies-spesies Lactobacillus. Sangatlah menarik perhatian
bahwa mikrobiota usus seorang bayi yang disusui oleh ibunya hampir seluruhnya
terdiri dari laktobasilus. Dengan diberikan susu botol, jumlah laktobasilus
menurun dan akhirnya, dengan diberikannya makanan padat serta nutrisi tipe
dewasa, maka mikrobiota gram negatif menjadi predominan. Spesies-spesies
anaerobik fakultatif yang dijumpai di dalam usus tergolong dalam genus
Escherichia, Proteus, Klebsiella, dan Enterobacter. Peptostreptokokus
(streptokokus anaerobik) juga umum. Khamir Candida albicans juga dijumpai.
Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen empedu
dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba patogen.
i.
Saluran
Kemih Kelamin
Pada
orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan kandung
kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umunya dijumpai pada uretra
(saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik pada pria maupun wanita.
Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih, agaknya disebabkan efek
antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan seringnya
epitelium terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini berubah menurut variasi
daur haid. Penghuni utama vagina dewasa adalah laktobasilus yang toleran
terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan epitelium vagina,
dan di dalam proses tesebut menghasilkan asam. Penumpukan glikogen pada dinding
vagina disebakan oleh kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelum
masa akil balig ataupun setelah
menopause (mati haid). Sebagai akibat perombakan glikogen, maka pH di dalam vagina
terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6. Mikrooganisme yang mampu berkembang
baik pada pH rendah ini dijumpai di dalam vagina dan mencakup enterokokus,
Candida albicans, dan sejumlah besar bakteri anaerobik. Saluran uretra
mengandung mikroorganisme seperti Streptococcus, Bacteriodes, Mycobacterium,
Neisseria dan enterik. Sebagian besar mikroorganisme yang ditemukan pada urin
merupakan kontaminasi dari flora normal yang terdapat pada kulit. Keberadaan
bakteri dalam urine belum dapat disimpulkan sebagai penyakit saluran urine
kecuali jumlah mikroorganisme di dalam urine melebihi 105 sel/ml.
j.
Bakteri
di Darah dan jaringan
Pada
keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadang-kadang karena
manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora
komensal dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan normal
mikroorganisme tersebut segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal
seperti itu dapat terjadi pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran
kemih. Pada keadaan abnormal seperti adanya katup jantung abnormal, atau
protesa lain, bakteremia di atas dapat mengarah pada pembentukan koloni dan
infeksi.
Gambar
Penyebaran Flora Normal Pada Tubuh Manusia
E.
Faktor Yang Mempengaruhi Flora Normal Pada manusia
Faktor-faktor
yang dapat mempengaruh flora normal pada tubuh manusia adalah :
a.
Nutrisi
b.
Kebersihan seseorang (berapa seringnya
dibersihkan)
c.
Kondisi hidup
d.
Penerapan prinsip-prinsip kesehatan
F.
Dampak
Flora Normal Pada Tubuh Manusia
a.
Dampak
Positif
Flora
yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia mempunyai peran penting dalam
mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal. Beberapa anggota flora tetap
di saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat
makanan. Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah
kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan
bakteri. Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada
reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat makanan, penghambatan
oleh produk metabolik atau racun, penghambatan oleh zat antibiotik atau
bakteriosin (bacteriocins). Supresi flora normal akan menimbulkan tempat kosong
yang cenderung akan ditempati oleh mikroorganisme dari lingkungan atau tempat
lain pada tubuh.
b.
Dampak
Negatif
Flora
normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu. Berbagai
organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan yang
diperankan oleh lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan dihilangkan dan masuk
ke dalam aliran darah atau jaringan, organisme ini menjadi patogen.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan
pada makalah ini:
1. Mikroorganisme
adalah organisme hidup yang berukuran sangat kecil dan dapat hidup di mana saja
asalkan tempat tersebut dapat menghasilkan sebuah kehidupan.
2. Mikroorganisme
yang tedapat didalam tubuh manusia disebut “Flora normal”
3. Flora
Normal pada tubuh manusia dapat di temukan pada kulit, mulut, vagina, telinga,
hidung, usus besar, usus halus, mata, dan anggota tubuh lainnya.
4. Terdapat
juga beberapa fakto yang mempengaruhi sampai flora normal bias ada dalam tubuh
manusia dan flora normal tersebut memiliki dampak positif dan negatif bagi
tubuh manusia.
B.
Saran
Saran
adalah agar si Pembaca dapat menjaga kebersihan dirinya dan juga lingkungannya
agar flora normal yang terdapat dalam tubuh tidak menyebabkan dampak negatif
tetapi menghasilkan dampak psitif bagi tubuh.
DAFTAR
PUSTAKA
http://Wikipedia.org, di akses pada tanggal 18
September 2017.
massofa.wordpress.com/2008 tanggal 18 September
2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar