Rabu, 20 Maret 2019

Ko Sa Pu Bahagia Lirik - Gleen Sebastian ft. Awind ft. Vavaveez



Lirik - Glenn Sebastian ft. Awind ft. Vavaveez
Ko Sa Pu Bahagia

Bersama ko sa rasa bahagia
Bersama tong ucap janji setia
Su trada yang lain
Coz you are my sunshine

            Hebatnya badai telah tong lewati
            Bersama kini menjemput mentari
            Warnai sa pu hari
            Indah bagai pelangi

Genggam sa pu tangan erat
Jangan pernah ko lepaskan
Cinta….. Hoo… Ohh….
Karna ko sa pu bahagia

            Yeah…..
            Selingan nada cinta hadirkan bahagia
            Sa ucap syukur disaat hening sa berdoa
            Minta Tuhan jaga torang tak ada kata pisah
            Kan terukir manis indah tong dua punya kisah
            Ko sa pu nafas trakan mungkin sa lepas
            Ko sangat berharga tra sebanding dengan emas
            Karna ko (Karna ko) buat semua jadi nyata
            Hanya ko (Hanya ko) yang hadirkan surga cinta

Tenangkan sa di dalam sunyi damai
Dan genggam erat tangan ini sa harap sampai (Sampai)
Memutih rambut ini nanti (Yea) kasar keriput kulit ini (Yea)
Bersama bermain nikmati (Yea) hari tua di rumah ini (Yea)
Kalahkan emosi di kala marah
Kita disini berjanji setia searah
Hapus kenangan yang buat ko kalah
Yakin ko bukan di tangan yang salah
(That right) Kepada langit dan juga Pencipta
Terima kasih tuk semua anugerah
De sa pu bahagia (Mmm)
Sa janji cuma dia


Aaa… (Yea Veez) Aaa…
Aaa… Aaa….
Aaa… Aaa….
Sunshine

(Bersama ko) Bersama ko sa rasa bahagia
Bersama tong ucap janji setia (Hooo)
Su trada yang lain
Coz you are my sunshine (Coz you are my sunshine)

            Hebatnya badai telah tong lewati
            (Yea...) Bersama kini menjemput mentari
            Warnai sa pu hari (Ho… Oo…)
            Indah bagai pelangi (Indah bagai pelangi)

(Yea….) Genggam sa pu tangan erat
Jangan pernah ko lepaskan (Jangan pernah ko lepaskan)
Cinta…..(Cinta….) Hoo… Ohh….
Karna ko sa pu bahagia (Bahagia)



Jumat, 15 Maret 2019

Anatomi, Fisiologi Ginjal dan Penyakit Batu Ginjal


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangatvaskuler) tugasnya pada dasarnya adalah “menyaring/membersihkan darah.
Aliran darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih, sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra.
Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran kemih. Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik).
Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (ginjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari.

B.     Rumusan Masalah
a.       Bagaimana anatomi dan fisiologis organ ?
b.      Pengertian dari penyakit batu ginjal ?
c.       Apa saja yang penyebab dari batu ginjal ?
d.      Apa saja tanda dan gejala dari batu ginjal ?
e.       Bagaimana pemeriksaan diagnostik dan penunjang dari batu ginjal ?
f.       Bagaimana penatalaksanaan medis dan keperwatan dari batu ginjal ?
g.      Apa saja komplikasi dari batu ginjal ?
h.      Bagaimana asuhan keperawatan dari batu ginjal ?
C.    Tujuan
a.      Untuk mengetahui anatomi dan fisiologis organ
b.      Untuk mengetahui pengertian dari batu ginjal
c.       Untuk mengetahui penyebab dari batu ginjal
d.      Untuk mengetahui tanda dan gejala dari batu ginjal
e.       Untuk mengetahui pemeriksaan diagnotik dan penunjang dari batu ginjal
f.       Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dan keperawatan dari batu ginjal
g.      Untuk mengetahui komplikasi dari batu ginjal
h.      Untuk mengetahui landasan teori asuhan keperawatan dari batu ginjal























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Anatomi Fisiologi Organ
a.      Anatomi
Ginjal merupakan suatu organ yang terletak retroperitoneal pada dinding abdomen di kanan dan kiri columna vertebralis setinggi vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari yang kiri karena besarnya lobus hepar. Ginjal dibungkus oleh tiga lapis jaringan. Jaringan yang terdalam adalah kapsula renalis, jaringan pada lapisan kedua adalah adiposa, dan jaringan terluar adalah fascia renal. Ketiga lapis jaringan ini berfungsi sebagai pelindung dari trauma dan memfiksasi ginjal (Tortora, 2011). Ginjal memiliki korteks ginjal di bagian luar yang berwarna coklat terang dan medula ginjal di bagian dalam yang berwarna coklat gelap. Korteks ginjal mengandung jutaan alat penyaring disebut nefron. Setiap nefron terdiri dari glomerulus dan tubulus. Medula ginjal terdiri dari beberapa massa-massa triangular disebut piramida ginjal dengan basis menghadap korteks dan bagian apeks yang menonjol ke medial. Piramida ginjal berguna untuk mengumpulkan hasil ekskresi yang kemudian disalurkan ke tubulus kolektivus menuju pelvis ginjal (Tortora, 2011).
b.      Fisiologi
Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma darah melalui glomerulus dengan reabsorpsi sejumlah zat terlarut dan air dalam jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan zat terlarut dan air di eksresikan keluar tubuh dalam urin melalui sistem pengumpulan urin (Price dan Wilson, 2012). Menurut Sherwood (2011), ginjal memiliki fungsi yaitu:
a.      Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh.
b.      Memelihara volume plasma yang sesuai sehingga sangat berperan dalam pengaturan jangka panjang tekanan darah arteri. Membantu memelihara keseimbangan asam basa pada tubuh.
c.       Mengekskresikan produk-produk sisa metabolisme tubuh.
d.      Mengekskresikan senyawa asing seperti obat-obatan.
Ginjal mendapatkan darah yang harus disaring dari arteri. Ginjal kemudian akan mengambil zat-zat yang berbahaya dari darah. Zat-zat yang diambil dari darah pun diubah menjadi urin. Urin lalu akan dikumpulkan dan dialirkan ke ureter. Setelah ureter, urin akan ditampung terlebih dahulu di kandung kemih. Bila orang tersebut merasakan keinginan berkemih dan keadaan memungkinkan, maka urin yang ditampung dikandung kemih akan di keluarkan lewat uretra (Sherwood, 2011). Tiga proses utama akan terjadi di nefron dalam pembentukan urin, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi. Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang hampir bebas protein dari kapiler glomerulus ke kapsula Bowman. Kebanyakan zat dalam plasma, kecuali protein, di filtrasi secara bebas sehingga konsentrasinya pada filtrat glomerulus dalam kapsula bowman hampir sama dengan plasma. Awalnya zat akan difiltrasi secara bebas oleh kapiler glomerulus tetapi tidak difiltrasi, kemudian di reabsorpsi parsial, reabsorpsi lengkap dan kemudian akan dieksresi (Sherwood, 2011).

B.     Landasan Teoritis Penyakit
a.      Pengertian
a)      Batu ginjal adalah terbentuknya kristal di saluran kemih yang telah mencapai ukuran yang cukup sehingga meninbulkan gejala (Alla,2008).
b)      Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi (Purnomo, 2000, hal. 68-69).
b.      Etiologi
Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Secara epidemiologis, terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
a)      Faktor Intrinsik, meliputi:
·         Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
·         Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
·         Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.
b)      Faktor Ekstrinsik, meliputi:
·         Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu)
·         Iklim dan temperatur
·         Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
·         Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran kemih.
·         Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).
c.       Komposisi Batu
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan tentang komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinan timbulnya batu residif.

C.     Manifestasi Klinis
a.      Perubahan dalam Buang air kecil dan warna urin
Salah satu Fungsi ginjal adalah membuat air kencing (urin), apabila ginjal manusia mengalami gangguan, maka akan terjadi lah gangguan pada pembentukan urin, baik dari warna,bau dan karakterisitiknya. Akibat dari gangguan ini,maka terjadilah perubahan dalam frekuensi buang air kecil. Mungkin  buang air kecil lebih sering dan lebih banyak dari pada biasanya dengan warna urin yang pucat. Dan mungkin buang air kecil dalam jumlah sedikit dari biasanya dengan urin yang berwarna gelap
b.      Tubuh  mengalami pembengkakan
Ketika ginjal gagal untuk melakukan fungsinya, yakni mengeluarkan cairan atau toksin dalam tubuh, maka tubuh  akan dipenuhi cairan yang mengakibatkan pembengkakan terhadap beberapa bagian tubuh, diantaranya di bagian kaki, pergelangan kaki, wajah dan tangan
c.       Tubuh  cepat  lelah / kelelahan
Ginjal yang sehat memproduksi hormon yang disebut dengan erythropoietin yang mempunyai fungsi sebagai memerintahkan tubuh untuk membuat oksigen yang membawa sel darah merah. Ketika tubuh  mengalami gagal ginjal, maka ginjal  hanya memproduksi sedikit. Dengan demikian karena sel-sel darah merah pembawa oksigen tadi berkurang sehingga otot dan otak tubuh  menjadi cepat lelah. Kondisi ini disebut juga sebagai anemia. Oleh karena itu, apabila  mengalami anemia yang berkelanjutan, hati-hati karena hal tersebut bisa saja merupakan gejala penyakit ginjal.
d.      Bau Mulut / ammonia breath
Penumpukan limbah dalam darah (disebut juga sebagai uremia)  karena adanya gagal ginjal dapat membuat rasa tidak enak dalam makanan dan bau mulut yang busuk.juga bisa mendadak berhenti menyukai daging dan kehilangan berat badan drastis. Di beberapa kasus ada juga yang merasa bau mulutnya seperti meminum cairan besi
e.       Rasa Mual dan Ingin Muntah
Gejala penyakit ginjal yang lainnya adalah rasa mual berkelanjutan dan selalu ingin muntah. Gejala ini muncul disebabkan karena uremia tadi (penumpukan limbah dalam darah). Gejala ini berhubungan dengan gejala penyakit ginjal sebelumnya yakni bau mulut. Karena bau mulut,akan mengalami mual yang berakibat sulit makan dan kehilangan berat badan yang sangat drastis.

D.    Pemeriksaan Diagnostik
a.      Urinalisa
Warna mungkin kuning ,coklat gelap,berdarah,secara umum menunjukan SDM, SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium oksalat), ph asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat) alkali ( meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat), urine 24 jam :kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat), kultur urine menunjukan ISK, BUN/kreatinin serum dan urine; abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.



b.      Darah lengkap
Hb,Ht,abnormal bila psien dehidrasi berat atau polisitemia.
c.       Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal ( PTH. Merangsang reabsobsi kalsiumm dari tulang, meningkatkan sirkulasi s\erum dan kalsium urine.
d.      Foto Rntgen
Menunjukan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang urewter.
e.       IVP
Memberukan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri,abdominal atau panggul.Menunjukan abnormalitas pada struktur anatomik (distensi ureter).
f.       Sistoureterokopi
Visualiasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukan batu atau efek obstruksi.
g.      USG ginjal
Untuk menentukan perubahan obstruksi,dan lokasi batu

E.     Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih harus segera dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk melakukan tindakan pada batu saluran kemih adalah telah terjadinya obstruksi, infeksi atau indikasi sosial. Batu dapat dikeluarkan melalui prosedur medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL, melalui tindakan endourologi, bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka. Tujuannya :
a.       Menghilangkan obstruksi
b.      Mengobati infeksi
c.       Menghilangkan rasa nyeri.
d.      Mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi

F.      Pencegahan
Setelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalah upaya mencegah timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7%/tahun atau kambuh >50% dalam 10 tahun. Prinsip pencegahan didasarkan pada kandungan unsur penyusun batu yang telah diangkat. Secara umum, tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah:
a.       Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2 - 3 liter per hari
b.      Aktivitas harian yang cukup
c.       Medikamentosa
d.      Diet rendah zat/komponen pembentuk batu
Beberapa diet yang dianjurkan untuk untuk mengurangi kekambuhan adalah:
a.       Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
b.      Rendah oksalat
c.       Rendah garam karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuria
d.      Rendah purin
e.       Rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuria absorbtif type II

G.    Komplikasi
a.      Infeksi
b.      Obstruksi
c.       Hidronephrosis.

H.    Asuhan Keperawatan
a.      Pengkajian
Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah:
a)      Aktivitas/istirahat:
Gejala:
·         Riwayat pekerjaan monoton, aktivitas fisik rendah, lebih banyak duduk
·         Riwayat bekerja pada lingkungan bersuhu tinggi
·         Keterbatasan mobilitas fisik akibat penyakit sistemik lainnya (cedera serebrovaskuler, tirah baring lama)
b)      Sirkulasi
Tanda:
·         Peningkatan TD, HR (nyeri, ansietas, gagal ginjal)
·         Kulit hangat dan kemerahan atau pucat
c)      Eliminasi
Gejala:
·         Riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya
·         Penurunan volume urine
·         Rasa terbakar, dorongan berkemih
Tanda:
·         Oliguria, hematuria, piouria
·         Perubahan pola berkemih
·         Makanan dan cairan
d)     Diare
Gejala:
·         Mual/muntah, nyeri tekan abdomen
·         Riwayat diet tinggi purin, kalsium oksalat dan atau fosfat
·         Hidrasi yang tidak adekuat, tidak minum air dengan cukup
Tanda:
·         Distensi abdomen, penurunan/tidak ada bising usus
·         Muntah
e)      Nyeri dan kenyamanan:
Gejala:
Nyeri hebat pada fase akut (nyeri kolik), lokasi nyeri tergantung lokasi batu (batu ginjal menimbulkan nyeri dangkal konstan)
Tanda:
·         Perilaku berhati-hati, perilaku distraksi
·         Nyeri tekan pada area ginjal yang sakit
f)       Identitas
·         Nama               : Dengan inisial
·         Umur               :
·         Jenis kelamin   :  L/P
·         Alamat           


g)      Keluhan Utama
Biasanya keluhan utama klien merasakan nyeri, akut/kronik dan kolik yang menyebar ke paha dan genetelia.
h)      Riwayat Penyakit Dahulu
Biasanya klien yang menderita penyakit batu ginjal, pernah menderita penyakit  infeksi saluran kemih.
i)        Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga menderita batu ginjal dan hipertensi
b.      Fungsional Gordon
a)      Pola persepsi dan management à Pola ini akan menjelaskan bagaimana penderita batu ginjal ini mengatasi penyakit yang di deritanya,apakah langsung di bawa ke rumah sakit atau tidak.
b)      Pola nutrisi dan metabolic à Menjelaskan bagaimana makan klien, apakah mengalami muntah. Dan biasanya klien sering mengalami hidrasi
c)      Pola eliminasi à Klien akan mengalami gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit. Dan biasanya klien terserang diare
d)     Pola aktivitas dan latihan à Aktivitas dan latihan klien akan terganggu, karena klien mengalami nyeri dan bengkak pada tungkai
e)      Pola kognitif dan perceptual à Biasanya klien yang menderita batu ginjal tidak mengalami gangguan pada penglihatan, dan pendengaran
f)       Pola istirahat dan tidur à Biasanya tidur dan istirahat klien terganggu, karena merasakan nyeri yang sangat hebat pada daerah tungkai
g)      Pola konsep diri dan persepsi à Biasanya klien sering merasa cemas akan penyakitnya
h)      Pola peran dan hubungan à Klien lebih sering menutup diri, dan sering mengabaikan perannya baik sebagai suami, maupun ayah
i)        Pola reproduksi dan seksual à Biasanya klien yang menderita batu ginjal mengalami gangguan reproduksi dan seksual nya, sehingga iya tidak dapat memenuhi kebutuhan seksualnya
j)        Pola coping dan toleransi à Klien yang menderita batu ginjal cenderung stres, karena cemas memikirkan penyakitnya, yang tak kunjung sembuh
k)      Pola nilai dan keyakinan à Klien agak susah melakukan aktivitas ibadah nya, karena dirumah sakit klien menggunakan kateter
c.       Diagnosa dan Intervensi  Keperawatan (NANDA, NOC, NIC )
NO
DIAGNOSA
NOC
NIC
1
Nyeri akut
Defenisi :
Pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan secara aktual dan potensial atau menunjukkan adanya kerusakan
Kontrol Nyeri
Klien diharapkan mampu untuk :
·     Menilai factor penyebab
·     Menilai gejala dari nyeri
·     Gunakan tanda tanda vital memantau perawatan
·     Laporkan tanda / gejala nyeri pada tenaga kesehatan professional
·     Gunakan catatan nyeri
Tingkat Kenyamanan
Klien diharapkan mampu untuk :
·     Melaporkan perkembangan fisik
·     Melaporkan perkembangan kepuasan
·     Melaporkan perkembangan psikologi
·     Mengekspresikan perasaan dengan lingkungan fisik sekitar
·     Menekspresikan kepuasan dengan Kontrol nyeri
Tingkatan Nyeri
Klien diharapkan mampu untuk:
·     Melaporkan Nyeri
·     Ekspresi  nyeri lisan
·     Ekspresi wajah  saat nyeri
·     Melindungi bagian tubuh yang nyeri
·     Perubahan frekuensi pernapasan
Manajemen Nyeri
Intrevensi yang akan dilakukan :
·      Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif dimulai dari lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan penyebab.
·      Evaluasi bersama pasien dan tenaga kesehatan lainnya dalam menilai efektifitas pengontrolan nyeri yang pernah dilakukan
·      Bantu pasien dan keluarga mencari dan menyediakan dukungan.
·      Gunakan metoda penilaian yang berkembang untuk memonitor perubahan nyeri serta mengidentifikasi faktor aktual dan potensial dalam mempercepat penyembuhan
Pemberian Obat Penenang
Intrevensi yang akan dilakukan :
·     Kaji riwayat kesehatan pasien dan riwayat pemakaian obat penenang
·     Tanyakan kepada pasien atau keluarga tentang pengalaman pemberian obat penenang sebelumnya
·     Lihat kemungkinan alergi obat
·     Tinjau ulang tentang contraindikasi pemberian obat penenang
Pemberian Analgesic
Intrevensi yang akan dilakukan :
·         Tentukan lokasi , karakteristik, mutu, dan intensitas nyeri sebelum mengobati pasien
·         Periksa order/pesanan medis untuk obat, dosis, dan frekuensi yang ditentukan analgesik
·         Cek riwayat alergi obat
2
Kekurangan Volume Cairan
Defenisi :
Keadaan individu yang mengalami penurunan cairanintravaskuler,interstisial, dan atauintrasel. Diagnosis ini merujuk ke dehidrasi yang merupakan kehilangan cairan saja tanpa perubahan dalam natrium.
Keseimbangan Elektrolit Asam dan Basa
Klien diharapkan mampu untuk:
·      Denyut jantung
·      Irama jantung
·      Pernapasan
·      Irama napas
·      Kekuatan otot
Keseimbangan Cairan
Klien diharapkan mampu untuk:
·     Tekanan darah, arteri, vena sentral
·     Palpasi nadi perifer
·     Kesimbangan intake & output (24jam)
·     Kestabilan berat badan
·     Konfusi yang tidak tampak
Hidrasi
Klien diharapkan mampu untuk:
·         Hidrasi kulit
·         Kelembaban membran mukosa
·         Haus yang abormal (-)
·         Perubahan suara napas (-)
·         Napas pendek (-)
·         Mata yang cekung (-)
·         Demam (-)
·         Keringat


Manajemen Elektrolit
Intrevensi yang akan dilakukan :
·         Monitor serum elektrolit abnormal
·         Monitor manifestasi imbalance cairan
·         Pertahankan kepatenan akses IV
·         Berikan cairan sesuai kebutuhan
·         Catat intake dan output secara akurat
Manajemen Syok
Intrevensi yang akan dilakukan :
·         Monitor tanda dan gejala perdarahan yang konsisten.
·         Catat pendarahan tertutup pada pasien.
·         Cegah kehilangan darah (ex : melakukan penekanan pada tempat terjadi perdarahan)
·         Berikan cairan IV, yang tepat
·         Catat Hb/Ht sebelum dan sesudah kehilangan darah sesuai indikasi.
·         Berikan tambahan darah (ex : platelet, plasma) yang sesuai
·         Monitor faktor koagulasi, termasuk waktu protombin (PT), PTT, fibrinogen, degrtadasi fibrin, den jumlah platelet, jika diperlukan.
·         Gunakan celana MAST jika perlu.
Pemantauan Cairan
Intrevensi yang akan dilakukan :
·         Kaji tentang riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan pola eliminasi
·         Kaji kemungkinan factor resiko terjadinya imbalan cairan (seperti : hipertermia, gagal jantung, diaforesis, diare, muntah, infeksi, disfungsi hati)
·         Monitor BB, intake dan output
·         Monitor nilai elektrolit urin dan serum
·         Monitor osmolalitas urin dan serum
·         Monitor denyut jantung, status respirasi
3
Gangguan Eliminasi
Defenisi :
disfungsi dalam eliminasi urine
Eliminasi urin
Klien diharapkan mampu untuk:
·     Pola eliminasi à Urin yang keluar disertai nyeri, Urin yang tak lancar keluar, Urin yang keluar dengan tergesa-gesa, Pengawasan urin, Pengosongan kandung kemih dengan lengkap, Tahu akan keluarnya urin, Bau urin, Jumlah urin, Warna urin, Partikel urin yang bebas, Kejernihan urin
·      Pencernaan cairan yang adekuat
·      Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam
Manajemen cairan
Intrevensi yang akan dilakukan :
·         Timbang BB tiap hari
·         Hitung haluran
·         Pertahankan intake yang akurat
·         Pasang kateter urin
·         Monitor status hidrasi (seperti :kelebapan mukosa membrane, nadi)
·         Monitor TTV
·         Monitor adanya indikasi retensi/overload cairan (seperti :edem, asites, distensi vena leher)
·         Monitor perubahan BB klien sebelum dan sesudah dialisa
·         Monitor status nutrisi











BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Jadi batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi. Pencegahan dari batu ginjal ini dapat dilakukan dengan menghindari dehidrasi dengan minum cukup upayakan produksi urine 2 - 3 liter per hari, diet rendah zat/komponen pembentuk batu, aktivitas harian yang cukup dan medikamentosa.

B.     Saran
Sebagai seorang perawat kita harus berkompeten dalam melakukan tindakan keperawatan kepada pasien yang mengalami batu ginjal dan juga kita sebagi seorang perawat harus juga menjadi contoh dalam melakukan tindakan pencegahan batu ginjal.

















DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, April 2016. Nefrolitiasis. Ahmad Fauzi , Marco Manza Adi Putra

http://digilib.unila.ac.id/9800/12/bab%202.pdf. Fisiologi Ginjal dan Cairan Tubuh, 2009

Jurnal Kedokteran Unram 2017. Evaluasi Angka Bebas Batu pada Pasien Batu Ginjal yang Dilakukan ESWL Berdasarkan Letak dan Ukuran Batu di Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram Periode 2015-2016. Lalu Muhammad Kamal Abdurrosid, Akhada Maulana, Yunita Hapsari, Pandu Ishaq Nandana














Ko Sa Pu Bahagia Lirik - Gleen Sebastian ft. Awind ft. Vavaveez

Lirik - Glen n Se bast ian ft. A wind ft. Va vaveez Ko Sa Pu Bah agia Bersama ko sa rasa bahagia Bersama tong ucap janji seti...