Pengertian
Annelida berasal dari kata annulus
yang berarti cincin-cincin kecil, gelang-gelang atau ruas-ruas, dan oidus
yang berarti bentuk. Oleh sebab itu, Annelida juga dikenal sebagai cacing
gelang. Cacing tanah sebagai anggota Annelida dapat digunakan untuk memberi
gambaran struktur umum dari filum ini. Tubuh cacing tanah memiliki selom
bersepta (bersekat), tetapi saluran pencernaan, pembuluh saraf dan tali saraf
memanjang menembus septa itu.
Cacing tanah merupakan hewan hermafrodit,
mereka melakukan pembuahan secara silang. Sel sperma yang dipertukarkan
disimpan dalam klitelum untuk kemudian diselubungi mukus (lendir) membentuk
kokon. Kokon dilepas dalam tanah dan berkembang menjadi embrio yang siap
menjadi individu baru. Perkembangbiakan vegetatifnya dengan cara fragmentasi
tubuh yang diikuti dengan regenerasi.
Cacing-cacing yang
termasuk dalam Filum ini, hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut, dan
dalam air. Pada umumnya Annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang,
beberapa bersifat komensal pada hewan-hewan aquatis, dan ada juga yang bersifat
parasit pada Vertebrata. Di samping tubuhnya bersegmen, juga tertutup oleh
kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis dan sudah ada rongga tubuh .
Annelida yang hidup di tanah, berperan
penting dalam memperbaiki struktur tanah untuk pertanian dan mengembalikan
mineral yang penting untuk menjaga kesuburan tanah. Beberapa contoh kelas
Oligochaeta yang penting adalah Pheretima (cacing tanah) yang mampu
menghancurkan sampah dan membantu proses sirkulasi bahan organik di tanah serta
sebagai makanan sumber protein bagi ternak. Contoh lainnya adalah Perichaeta
(cacing hutan), Tubifex (cacing air), Lumbricus rubellus yang banyak
diternakkan orang karena berkhasiat untuk mengobati penyakit tifus, ekstraknya
sebagai minuman kesehatan dan bahan kosmetik.
Kelas Polychaeta, misalnya Nereis vireus
(kelabang laut), Eunice viridis (cacing wawo), Lysidice oele (cacing palolo)
merupakan cacing yang menghuni lautan. Hirudinea merupakan kelas dari Annelida
yang mampu menghasilkan zat hirudin, semacam bahan kimia yang mencegah
koagulasi atau pembekuan darah, contohnya Hirudo medicinalis, Haemodipsa
javanica.
Ciri-ciri
Umum Annelida
Ciri-ciri umum yang dimiliki anggota filum Annelida adalah :
1.
Tempat hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada
yang bersifat parasit (merugikan karena menempel pada inangnya).
2.
Simetri tubuhnya bilateral simetris karena sudah ada punggung di dorsal dan Sisi Perut ( ventral)
3. Sistem saraf terdiri dari ganglion
otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali.
4.
Alat eksresi disebut nephridium.
5.
Respirasi dengan menggunakan epidermis
pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi. Sistem peredaran
darah tertutup.
6.
Hewan ini bersifat hermafrodit dan
memiliki klitelum sebagai alat kopulasi.
7.
Alat pencernaan makanan sempurna mulai
dari mulut, saluran pencernaan dan anus.
8.
Mulut dilengkapi gigi kitin yang berada
di ujung depan sedangkan anus berada di ujung belakang.
9.
Ruas tubuhnya (segmen) disebut Metameri
10. Metameri
merupakan bentuk segmen-segmen yang antara
segmen itu memiliki organ-organ yang sama.
11. Organ-organ yang
dimiliki pada setiap segmennya sama itu antara lain alat ekskresi (nefridium)
lubang reproduksi, otot dan pembuluh darah , Sistem pencernaan lengkap/sempurna.
12. Sistem
peredaran darah tertutup.
13. Klasifikasi Annelida ini
didasarkan atas tidaknya
seta / rambut / parapodium yang ada di permukaan tubuhnya.
14. Tubuh tertutup oleh kutikula yang
licin yang terletak di atas epithelium yang bersifat glanduler (Kastawi, 2005:
155).
2.2
Anatomi dan Fisiologi Annelida
a.
Anatomi Annelida
Banyak
tipe cacing tanah, tetapi Lumbricus terrestris adalah merupakan salah
satu contoh spesies yang baik atau representative bagi Filum Annelida. Lumbricus
terrestris ini akan digunakan sebagai contoh dalam pembahasan
selanjutnya.
Struktur
tubuh annelida ini mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
yang lain. Cacing tersebut sudah mempunyai rongga sejati disebut triplobastik
selomata. Bentuk tubuhnya bersegmen-segmen dilapisi oleh kutikula, tersusun
oleh gelang kecil yang dibatasi dengan sekat berbentuk seperti cincin atau
gelang. Jika cacing ini dipotong menjadi dua bagian yang sama, maka bentuk
tubuhnya simetri bilateral.
Bentuk
tubuh Lumbricus terrestris panjang silindris, kurang lebih 2/3 baian
posteriornya sedikit memipih ke arah dorsoventral. Warna tubuh permukaan atas
berwarna merah sampai biru kehijau-hijauan dan dari luar aorta dorsalis
kelihatan jelas. Permukaan bawah lebih pucat, umumnya merah jambu dan
kadang-kadang putih. Mulut terdapat di ujung anterior pada bagian yang disebut prostomium
(Kastawi, 2005: 156).
Pada
segmen-segmen ke 32-37, terdapat penebalan kulit yang disebut clitellum.
Clitellum ini jelas pada bagian dorsal dan ventral, dimana disini tidak
terdapat annuli. Pada tiap-tiap segmen terdapat 4 pasang setae, kecuali segmen
pertama dan terakhir, 2 pasang di lateral dan 2 pasang lainnya di
ventro-lateral. Setae berguna sebagai alat gerak bagi cacing tanah, yang
digerakkan oleh musculus retractor.
Pada
permukaan tubuh cacing tanah terdapat beberapa lubang muara keluar dari
berbagai alat atau organ di dalam tubuh. Lubang-lubang tersebut ialah:
a.
mulut, berbentuk bulan sabit terletak di
medio ventral segmen pertama
b.
anus, terletak pada segmen terakhir
c.
lubang muara keluar ductus spermaticus
atau vas deferens, terletak pada segmen ke-15
d.
ubang muara keluar oviduct, terletak pada
segmen ke-14
e.
lubang muara keluar receptaculum seminalis
berupa 2 pasang pori. Receptaculum seminalis adalah tempat penyimpanan sperma
f.
pori dorsales merupakan lubang muara
keluar coelom
g.
sepasang nephridiofor, merupakan lubang
muara keluar dari saluran ekskresi dan terletak pada tiap segmen, keculi segmen
terakhir dan 3 segmen pertama.
b.
Fisiologi
1.
Sistem Gerak
Dinding
tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu : stratum circulare (lapisan
otot sebelah luar) dan stratum longitudinal (lapisan otot sebelah dalam). Jika
musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan menggelombang dari cacing
tanah itu sehingga ia bergerak.
Dinding
intestine juga mempunyai otot, yaitu stratum longitudinal. Jika otot ini
berkontraksi, akan menimbulkan gerak peristaltic yang dapat mendorong makanan
dalam saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan.
Setae
digerakkan oleh 2 berkas otot, yaitu : musculus protactor, yang mendorong setae
keluar, dan musculus retractor yang menarik kembali setae masuk ke dalam
rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung dalam dari setae.
Jadi cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot dinding tubuh.
2.
Sistem Respirasi
Cacing tanah bernapas
dengan kulitnya, karena kulitnya bersifat lembab, tipis, banyak mengandung
kapiler-kapiler darah.
3.
Sistem Pencernaan Makanan
Saluran
pencernaan cacing tanah sudah lengkap, terdiri atas mulut, pharynx, esophagus, proventriculus,
ventriculus, intestine dan anus. Makanan cacing tanah terdiri atas sisa-sisa
hewan dan tanaman. Cacing tanah mencari makanannya di luar liang pada saat
malam hari. Makanan diambil melalui mulutnya. Makanan di dalam esophagus
tercampur dengan cairan hasil sekresi kelenjar kapur (calciferous glands) yang
terdapat pada dinding esophagus itu. Dari esophagus, makanan terus masuk
ke dalam proventriculus yang merupakan tempat penyimpan makanan yang bersifat
sementara.
Selanjutnya, makanan masuk ke dalam ventriculus.
Disini makanan dicerna menjadi partikel-partikel halus. Dari ventriculus,
partikel makanan ini masuk ke dalam intestin. Di dalam intestine, makanan akan
dicerna lebih lanjut sehingga menjadi substansi-substansi yang lebih kecil,
yang dapat diabsorbsi oleh dinding intestine tersebut. Dinding intestin
mengandung kelenjar-kelenjar yang menghasilkan enzim-enzim. Karena pengaruh
enzim-enzim ini, partikel-partikel makanan tadi dicernakan menjadi
monosakarida, asam lemak dan gliserol, dan asam amino yang siap untuk
diabsorbsi. Senyawa-senyawa tersebut diabsorbsi oleh dinding intestin dan
selanjutnya bersama-sama dengan sirkulasi darah diangkut ke seluruh bagian-bagian
tubuh.
4.
Sistem Sirkulasi
Sistem peredaran darah cacing
tanah adalah sistem peredaran darah tertutup. Darah terdiri atas bagian cair
yang disebut plasma, dan sel-sel darah atau korpuskula. Korpuskula terdapat di
dalam plasma darah. Eritrosit mengandung hemoglobin yang mempunyai kemampuan
mengikt oksigen. Pembuluh-pembuluh darah terdiri atas aorta dorsalis, aorta
ventralis.
Aorta dorsalis terletak di
sebelah dorsal saluran pencernaan dan mudah terlihat dari luar pada cacing yang
hidup sebab kulit tubuh cacing sedikit transparent. Aorta ventralis terletak di
sebelah ventral saluran pencernaan dan di sebelahdorsal truncus nervosus.
Pada saat darah mengalir menuju
ke kulit, hemoglobin mengikat CO2 , CO2 keluar melalui
kulit sedangkan O2 dari udara masuk ke dalam tubuh cacing tanah
melalui kulit dan bersenyawa dengan hemoglobin, membentuk oxyhemoglobin.
5.
Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi cacing tanah
berupa nephridia (nephridios=ginjal). Pada tiap segmen tubuh terdapat sepasang
nephridia, kecuali 3 segmen yang pertama dan segmen yang terakhir tidak ada.
6.
Sistem Saraf
Sistem saraf cacing
tanah, terletak di sebelah dorsal pharynx di dalam segmen yang ke 3 dan terditi
atas :
a.
ganglion cerebrale, yang tersusun atas 2 kelompok
sel-sel saraf dengan comissura, terletak di sebelah dorsal pharynx, di dalam
segmen ke 3
b.
berkas saraf ventralis dengan cabang-cabangnya.
Dari tiap kelompok sel-sel
tersebut terdapat saraf-saraf yang terinnervasi daerah mulut dan berpangkal
pada ujung anterior tiap kelompok sel tersebut dan cabang saraf yang menuju ke
ventral dan melingkari pharynx.
7.
Organ Sensoris
Cacing tanah tidak
mempunyai mata, tetapi pada kulit tubuhnya terdapat sel-sel saraf tertentu yang
peka terhadap sinar.
8.
Sistem Reproduksi
Cacing tanah bersifat hermaphrodit. Kedua oviductnya
terletak di dalam segmen ke-13 dan infundibulumnya bersilia. Testes terletak di
dalam suatu rongga yang dibentuk oleh dinding-dinding vesicular seminalis.
2.3 Habitat Annelida
Cacing tanah hidup
di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan suhunya tidak rendah.
Cacing-cacing ini keluar ke permukaan hanya pada saat tertentu saja. Pada siang
hari tidak pernah keluar ke permukaan tanah, kecuali pada saat hujan. Dalam
keadaan yang sangat dingin atau sangat kering mereka masuk ke dalam liang,
seringkali sampai sedalam 8 kaki dan dalam keadaan ini beberapa cacing
seringkali terdapat melingkar bersama-sama, dengan di atasnya terdapat lapisan
tanah yang bercampur dengan lendirnya.
2.4
Klasifikasi
Annelida
Seta berguna untuk
bergerak. Dengan dasar ada tidaknya seta, maka filum ini dibagi menjadi kelas
yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
·
Kelas Polychaeta
Polychaeta tubuhnya jelas bersegmen-segmen, baik
bagian luar maupun bagian dalamnya, coelom umumnya terbagi oleh septa
intersegmental, segmen tubuhnya banyak, mempunyai banyak setae. Umumnya
mempunyai kepala yang dilengkapi sejumlah alat tambahan atau extremitas hampir
bersifat gonochoristis, dengan gonade memanjang di seluruh tubuh dan
fertilisasi eksternal, perkembangannya melalui stadium larva, larva disebut
trochophora.
Ciri
khas kelas polychaeta memiliki banyak rambut pada permukaan tubuhnya. Seta
terdapat pada parapodia di setiap segmen tubuh. Parapodia merupakan
tonjolan kaki yang berfungsi sebagai alat gerak. Pada parapodia juga terdapat
insang. Seluruh anggotanya hidup di
air laut (sehingga sering disebut kelabang laut). Contohnya, cacing
palolo (Eunice viridis) dan cacing wawo (Lysidice oele).
·
Kelas Oligochaeta
Cacing oligochaeta hanya memiliki sedikit
seta. Cacing tersebut hidup di tanah yang lembab atau di air tawar. Tubuhnya
tidak memiliki parapodia. Pergerakannya dilakukan oleh kontraksi otot yang
dibantu oleh seta. Contohnya, cacing tanah (lumbricus terestris).
Tubuh cacing tanah disusun oleh 100-180
segmen. Bagian mulut (prostomium) terdapat pada ujung anterior segmen
pertama dan anus pada segmen terakhir. Pada segmen ke-32 sampai ke-37 terdapat
penebalan kulit yang disebut klitelum. Klitelum berfungsi membentuk kokon,
yaitu kantong untuk meletakkan sel telur dan melangsungkan pembuahan. Tubuh
cacing tanah memiliki testis dan ovarium. Walaupun hermafrodit, hewan tersebut
melangsungkan pembuahan silang.
·
Kelas Hirudinea
Kelas hirudinea beradaptasi sebagai hewan
pengisap darah. Pada sekeliling mulut dan anusnya dilengkapi alat penghisap. Tubuhnya
mengandung se-sel kelenjar yang menghasilkan zat antikoagulan (anti-pembekuan
darah) bernama hirudin.
Kelas herudinea tergolong hermafrodit.
Meskipun begitu, hewan tersebut elangsungkan perkawinan secara silang dan
pembuahannya terjadi di kokon. Anggota kelas hirudinea antara lain lintah (hirudo
sp.) dan pacet (haemadipsa sp.). Lintah kebanyakan hidup di air tawar,
sedangkan pacet di darat.
Gambar 3. Anatomi Lintah (Sumber:
ruangilmu.com, 2010)
2.5
Peranan Annelida
Beberapa
jenis Annelida berguna sebagai bahan makanan. Cacing wawo dan palolo dapat
digunakan sebagai sumber protein hewani bagi manusia. Cacing tanah memiliki
kandungan protein lebih tinggi dari daging sapi sehingga sangat baik untuk
bahan pakan ternak.
Cacing
tanah bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Cacing tersebut dapat
menggemburkan lahan dan sisa metabolismenya dapat menambah unsur hara tanah.
Lintah
dapat digunakan untuk membersihkan nanah pada luka yang telah terinfeksi. Selain
itu, hirudin bermanfaat dalam penyimpanan darah, yaitu untuk keperluan
transfusi darah
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
1.
Annelida hidup air tawar, air laut dan darat. Sebagian ada yang
bersifat parasit. Simetri tubuhnya bilateral simetris. Sistem saraf terdiri dari ganglion
otak dihubungkan dengan tali saraf yang memanjang sehingga berupa tangga tali. Alat eksresi disebut nephridium. Respirasi dengan menggunakan
epidermis pada seluruh permukaan tubuh dan berlangsung secara difusi. Sistem peredaran
darah tertutup.
2.
Habitat cacing tanah hidup di dalam liang dalam tanah yang lembab, subur dan
suhunya tidak rendah.
3.
Klasifikasi Annelida berdasarkan ada tidaknya seta dibagi menjadi kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
4.
Beberapa jenis Annelida berguna
sebagai bahan makanan. Cacing wawo dan palolo dapat digunakan sebagai sumber
protein hewani bagi manusia, cacing
tanah bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Lintah dapat digunakan
untuk membersihkan nanah pada luka yang telah terinfeksi. Selain itu, hirudin
bermanfaat dalam penyimpanan darah, yaitu untuk keperluan transfusi darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar