Review Film Total Recall 2012
Total recall 2012 menceritakan tentang keadaan bumi pada
tahun 2084 tak lagi nyaman untuk di huni. Telah terjadi Perang Dunia III yang
dahsyat hanya menyisakan dua wilayah besar yang masih layak huni. United
Federation of Britain (UFB), yang dipimpin pejabat korup; dan The Colony, yang
dikuasai para pemberontak. Di antara dua wilayah yang berseteru itu, Douglas
Quaid (Collin Farel) hidup dalam kegelisahan. Buruh pabrik robot Humanoid ini
berulang kali mengalami mimpi buruk.
Suatu hari, dia memutuskan pergi ke Rekall. Ini adalah sebuah perusahaan yang menyediakan jasa penanaman memori buatan ke dalam otak sesuai dengan fantasi pelanggannya. Douglas kemudian memilih memori kehidupan sebagai seorang agen rahasia. Tanpa diduga, ketika sedang menjalani operasi, Rekall secara tiba-tiba diserbu oleh sekelompok pihak keamanan yang berniat menahan Douglas. Lelaki itu sempat melawan dan melarikan diri. Anehnya, Lori (Kate Beckinsale), istrinya, juga ikut-ikutan ingin membunuhnya. Pertemuannya dengan Melina (Jessica Biel), wanita yang kerap dia lihat dalam mimpi, perlahan-lahan mengungkap identitas Douglas yang sesungguhnya.
Inilah Total Recall 2012 versi Len Wiseman. Sebuah film yang mengingatkan kita pada film berjudul serupa 22 tahun silam. Dibintangi oleh Arnold Schwarzenegger dan Sharon Stone, Total Recall terdahulu yang disutradarai Paul Verhoeven, berhasil mencuri perhatian penikmat film dunia. Naskah cerita yang mengandung humor satir, yang segar, serta jalan cerita berbasis masa depan, yang terasa aneh tapi begitu menarik, berpadu dengan penampilan visual yang sangat meyakinkan. Tak mengherankan bila film ini berhasil memperoleh tiga nominasi Academy Awards dan memenangi satu di antaranya, yakni untuk kategori Best Visual Effects.
Len sang sutradara tampaknya berusaha keras mengembalikan kesegaran fiksi ilmiah lawas itu dengan menyuguhkan teknologi spesial efek yang lebih modern. Penonton dimanjakan oleh pemandangan Bumi di masa depan, lengkap dengan lalu lintas mobil-mobil canggih yang beterbangan di udara. Len jelas mampu memanfaatkan berbagai perkembangan teknologi untuk menyajikan kualitas produksi yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan Total Recall arahan Paul Verhoeven.
Secara bersamaan, Len membombardir
Suatu hari, dia memutuskan pergi ke Rekall. Ini adalah sebuah perusahaan yang menyediakan jasa penanaman memori buatan ke dalam otak sesuai dengan fantasi pelanggannya. Douglas kemudian memilih memori kehidupan sebagai seorang agen rahasia. Tanpa diduga, ketika sedang menjalani operasi, Rekall secara tiba-tiba diserbu oleh sekelompok pihak keamanan yang berniat menahan Douglas. Lelaki itu sempat melawan dan melarikan diri. Anehnya, Lori (Kate Beckinsale), istrinya, juga ikut-ikutan ingin membunuhnya. Pertemuannya dengan Melina (Jessica Biel), wanita yang kerap dia lihat dalam mimpi, perlahan-lahan mengungkap identitas Douglas yang sesungguhnya.
Inilah Total Recall 2012 versi Len Wiseman. Sebuah film yang mengingatkan kita pada film berjudul serupa 22 tahun silam. Dibintangi oleh Arnold Schwarzenegger dan Sharon Stone, Total Recall terdahulu yang disutradarai Paul Verhoeven, berhasil mencuri perhatian penikmat film dunia. Naskah cerita yang mengandung humor satir, yang segar, serta jalan cerita berbasis masa depan, yang terasa aneh tapi begitu menarik, berpadu dengan penampilan visual yang sangat meyakinkan. Tak mengherankan bila film ini berhasil memperoleh tiga nominasi Academy Awards dan memenangi satu di antaranya, yakni untuk kategori Best Visual Effects.
Len sang sutradara tampaknya berusaha keras mengembalikan kesegaran fiksi ilmiah lawas itu dengan menyuguhkan teknologi spesial efek yang lebih modern. Penonton dimanjakan oleh pemandangan Bumi di masa depan, lengkap dengan lalu lintas mobil-mobil canggih yang beterbangan di udara. Len jelas mampu memanfaatkan berbagai perkembangan teknologi untuk menyajikan kualitas produksi yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan Total Recall arahan Paul Verhoeven.
Secara bersamaan, Len membombardir
penonton dengan adegan-adegan aksi yang
memompa adrenalin. Adegan kejar-kejaran, baku tembak, dan kucing-kucingan
disodorkan dalam tempo cepat, Len
adalah seorang sutradara yang tahu bagaimana mengeksekusi deretan adegan aksi
menjadi sebuah sajian yang begitu menegangkan. Sebagai penghormatan terhadap Total Recall versi lawas, Len tak
lupa menghadirkan gadis berpayudara tiga dan adegan Douglas yang menyamar
menjadi perempuan setengah baya berbadan subur. Sayangnya, adegan-adegan ini
terkesan terlalu dipaksakan.
Dari departemen akting, Collin Farrel bermain lumayan apik. Meskipun terlihat lebih gesit, dia belum bisa menggeser pesona Arnold Schwarzenegger. Akting memikat justru ditunjukkan oleh Kate Beckinsale. Aktris asal Inggris itu mampu membuat peran Lori, yang memiliki kepribadian yang sulit ditebak, lebih menarik ditonton ketimbang pada saat dibawakan Sharon Stone. Di setiap kehadirannya, Beckinsale selalu berhasil mencuri perhatian.
Bagi penonton yang belum sempat menonton versi aslinya, film ini lumayan menghibur. Namun, bagi penonton veteran yang telanjur jatuh cinta pada Total Recall versi Paul Verhoeven, selain ingar-bingar spesial efek yang memanjakan mata dan adegan-adegan menegangkan, film ini terasa kurang menggigit. Keputusan Len menghilangkan beberapa elemen penting dari versi sebelumnya—juga cerpennya—membuat narasi cerita yang disuguhkan menjadi kurang kompleks.
Bahkan mesin Recall ataupun tagline “What is Real?” yang seharusnya menjadi highlight utama film ini juga tidak dikembangkan. Keberadaannya itu justru tidak memberi makna apa-apa dan terkesan tidak penting terhadap keseluruhan esensi cerita. Dari sisi penceritaan, Total Recall 2012 edisi terbaru ini kehilangan begitu banyak daya tarik yang seharusnya mampu membuat film ini tampil mengesankan.
Dari departemen akting, Collin Farrel bermain lumayan apik. Meskipun terlihat lebih gesit, dia belum bisa menggeser pesona Arnold Schwarzenegger. Akting memikat justru ditunjukkan oleh Kate Beckinsale. Aktris asal Inggris itu mampu membuat peran Lori, yang memiliki kepribadian yang sulit ditebak, lebih menarik ditonton ketimbang pada saat dibawakan Sharon Stone. Di setiap kehadirannya, Beckinsale selalu berhasil mencuri perhatian.
Bagi penonton yang belum sempat menonton versi aslinya, film ini lumayan menghibur. Namun, bagi penonton veteran yang telanjur jatuh cinta pada Total Recall versi Paul Verhoeven, selain ingar-bingar spesial efek yang memanjakan mata dan adegan-adegan menegangkan, film ini terasa kurang menggigit. Keputusan Len menghilangkan beberapa elemen penting dari versi sebelumnya—juga cerpennya—membuat narasi cerita yang disuguhkan menjadi kurang kompleks.
Bahkan mesin Recall ataupun tagline “What is Real?” yang seharusnya menjadi highlight utama film ini juga tidak dikembangkan. Keberadaannya itu justru tidak memberi makna apa-apa dan terkesan tidak penting terhadap keseluruhan esensi cerita. Dari sisi penceritaan, Total Recall 2012 edisi terbaru ini kehilangan begitu banyak daya tarik yang seharusnya mampu membuat film ini tampil mengesankan.
Sumber: tempo.com
Review Film Total Recall 2012
Review Film Total Recall 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar